<p style="text-align: justify;"> Tibubeneng &ndash; (DESATBB.BADUNGKAB.GO.ID)</p> <p style="text-align: justify;"> Musim tanam padi yang akan datang memberikan rejeki bagi I Ketut Santri (58) asal Banjar Aseman Kawan, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung. Ketut Santri berprofesi sebagai pembajak sawah yang biasa berkeliling desa untuk menawarkan jasanya.</p> <p style="text-align: justify;"> &ldquo;Biasanya dalam satu hari saya bisa membajak sawah 5 sampai 7 are,&rdquo; ungkapnya, Minggu (2/6/2019).</p> <p style="text-align: justify;"> Per are tanah yang dibajaknya menggunakan traktor tersebut mendapatkan upah sebesar Rp 30 ribu. Ia telah menekuni profesi ini kurang lebih selama 10 tahun.</p> <p style="text-align: justify;"> Ketut Santri tetap bertahan menjadi pembajak sawah karena tuntutan ekonomi dan ia memang suka bertani. Ia juga ingin mempertahankan lahan pertanian di Tibubeneng yang sudah mulai berkurang.</p> <p style="text-align: justify;"> &ldquo;Suka, karena ini memang hoby saya (bertani), selain itu saya bisa membatu petani lain,&rdquo; ujarnya.</p> <p style="text-align: justify;"> Dalam membajak sawah tentu ada suka duka yang ia alami. Dukanya disaat musim kering ia tidak bisa membajak sawah.</p> <p style="text-align: justify;"> Saat ini Ketut Santri tergabung dalam kelompok Subak Bantan yang ada di Desa Tibubeneng. Selain membajak sawah ia juga bertani di sawah sendiri dan berjualan jajan basah.</p> <p style="text-align: justify;"> Santri berharap pemerintah bisa mempertahankan lahan pertanian yang ada di Bali khususnya di Desa Tibubeneng. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena sudah memperhatikan para petani. (003/KIMTBB)</p>
Musim Tanam Tiba, Rejeki Bagi Ketut Santri
10 Jun 2019