<p> Tibubeneng - (17/9/2018)</p> <p> Upacara Pasupati merupakan bagian dari upacara Dewa Yadnya. Upacara ini diyakini oleh manusia sejak dulu dan hidup dalam proses budaya dari budaya tradisi kecil ke tradisi besar serta hidup sampai tradisi modern.</p> <p> Berbicara tentang Upacara Pasupati, salah satu banjar di Desa Tibubeneng yaitu Banjar Tibubeneng melaksanakan upacara pasupati Pelawatan Ratu Gede Sakti pada Rabu, (12/9/2018) yang bertempat di Pura Dalem Mawospahit.</p> <p> Upacara ini dilakukan oleh Ida Bagus Sudiksa beserta Jero Pemangku dan Ida Pedanda. Upacara ini bertujuan untuk menghidupkan serta memohon kekuatan magis terhadap benda-benda tertentu yang akan dikeramatkan atau disakralkan.</p> <p> Pelaksanaan Upacara Pasupati bervariasi menurut Desa, Kala dan Patra. Hal pertama yang dilakukan pada prosesi ini yaitu upacara melaspas yang artinya pemisahan dari fungsi sebelumnya yang mengandung makna mepralina/melebur bahan-bahan yang digunakan menjadi suci dan terhindar dari kekuatan jahat.</p> <p> Setelah itu dilakukanlah upacara pasupati. Pada upacara ini dilakukan beberapa tahapan seperti ngatep pelawatan Ratu Gede Sakti, ngulapin, dan memakuh Ratu Gede Sakti.</p> <p> I Nyoman Sunada selaku Kelian Banjar Dinas Tibubeneng mengatakan <em>“Upacara Pasupati ini adalah suatu proses upacara Dewa Yadnya, dimana dalam upacara ini bertujuan untuk memohon kekuatan Dewa Siwa ( Sang Hyang Pasupati ) supaya memberikan Roh / Jiwa dan Sinar SuciNya pada Pelawatan Ratu Gede Sakti, sehingga kita sebagai umat Hindu di Banjar Tibubeneng mempunyai keyakinan yang kuat untuk bersatu memuja Tuhan lewat Manifestasi Beliau”</em> ujarnya. (005/KIMTBB)</p>
Nuansa Magis Iringi Upacara Pasupati Ratu Gede Sakti Banjar Tibubeneng
17 Sep 2018