<p> Tibubeneng - (12/6/2018)</p> <p> Sesuwunan Banjar Kulibul Kangin, Desa Tibubeneng melaksanakan ritual napak pertiwi, Jumat (8/6) malam. Ritual yang dilaksanakan di Jaba Pemereman Dewa Gede Banjar Kulibul Kangin ini bertujuan untuk terciptanya keseimbangan kehidupan masyarakat di Banjar Kulibul Kangin dan di Bali pada umumnya.</p> <p> Prosesi Napak Pertiwi diawali dengan sembahyang, lalu dilanjutkan dengan tarian pengelembar berupa Tari Dayang, Tari Baris, dan Tari Telek, setelah itu dilanjutkan sesolahan Ratu Made dan Ratu Ayu berupa Rangda sedangkan Dewa Gede berupa Barong. Terakhir digelar upacara ngurek, seketika pregina kerauhan suasana pun mencekam karena pepatih berulang kali menancapkan keris ke sesuhunan Ratu Ayu disertai teriakan yang keras.</p> <p> Kelian Banjar Adat Kulibul Kangin I Made Sutarma mengatakan, <em>"Napak pertiwi dilakukan agar krama Banjar Kulibul Kangin dapat menyeimbangkan kehidupan sekala dan niskala, dalam ritual ini tiang berharap krama banjar dijauhkan dari bahaya dan selalu diberikan keselamatan oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa,"</em> kata Sutarma saat diwawancarai usai prosesi napak pertiwi.</p> <p> Perbekel Tibubeneng, I Made Kamajaya menuturkan, <em>"Barong dan Rangda merupakan dua sifat yang berbeda tetapi saling berdampingan dan saling melengkapi, karena dua esensi ini memiliki peran sesuai porsinya masing masing yang dimana sebagai simbol dari keseimbangan dunia,"</em> tulisnya saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp. (013/KIMTBB)</p>
Aarghh... Teriak Pecah Saat Prosesi Napak Pertiwi
12 Jun 2018