<p> Siapa yang menyangka, penampakan sugar glider raksasa di langit Tibubeneng ini ternyata sebuah layangan karya I Made Rai Rendy Satria Sudiarta (22) asal Banjar Tegal Gundul, Tibubeneng.</p> <p> Pemuda yang kerap disapa De Rai ini telah berkecimpung di dunia layangan sejak usia 5 tahun. Tak heran, banyak penghargaan telah diraihnya. Layangan kreasi hasil ciptaannya pernah menjadi juara I pada Biaung Kite Festival tahun 2013, Ia juga memegang predikat juara I tiga kali berturut-turut pada Loloan Yeh Poh Kite Festival.</p> <p> De Rai mengatakan, hal yang membuatnya tertarik menggeluti dunia layangan adalah sensasinya. <em>"sensasi saat menerbangkan layangan sangat menyenangkan, apalagi banyak manfaat yang saya dapat, salah satunya punya banyak teman dan untungnya lagi ada penghasilan yang saya dapat dari menjual layangan"</em>, ujarnya saat dijumpai di Markas Rare Angon Tegal Gundul (Rare Gundul), Jumat (27/4).</p> <p> De Rai menyayangkan tentang maraknya aktivitas alih fungsi lahan di Bali yang membuat rare angon semakin sulit untuk menerbangkan layangan. <em>"Harapan saya, semoga tradisi melayangan ini bisa kita lestarikan selamanya, jangan sampai alasan ini mengendorkan semangat kita untuk melestarikan budaya"</em>, imbuhnya dengan penuh semangat.</p> <p> Perbekel Desa Tibubeneng, I Made Kamajaya mendukung penuh kreativitas yang dilakukan oleh generasi muda, <em>"Layangan merupakan warisan budaya yang sudah sepantasnya kita jaga dan kita kembangkan sehingga hal tersebut akan menjadi daya tarik wisata yang menakjubkan",</em> kata Perbekel Tibubeneng saat dihubungi via<em> WhatsApp</em>. (003/KIMTBB)</p>
Sugar Glider Raksasa Terbang di Langit Tibubeneng
27 Apr 2018